Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jakarta Kembali PSBB, Begini Dampaknya ke Multifinance

Sesuai data OJK, DKI Jakarta hingga kini masih menjadi wilayah terbesar penyumbang sumber piutang pembiayaan, yaitu Rp88,29 triliun dari total penyaluran Rp423,84 triliun per Juli 2020.
Ilustrasi leasing kendaraan bermotor/www.raceworld.tv
Ilustrasi leasing kendaraan bermotor/www.raceworld.tv

Bisnis.com, JAKARTA - Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah DKI Jakarta bakal kembali mempengaruhi kinerja bisnis perusahaan pembiayaan atau multifinance.

Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan kembali menggelar PSBB total mulai 14 September 2020 hingga dua minggu ke depan.

Sesuai data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK), DKI Jakarta hingga kini masih menjadi wilayah terbesar penyumbang sumber piutang pembiayaan, mencapai Rp88,29 triliun dari total penyaluran Rp423,84 triliun per Juli 2020.

Direktur Sales dan Distribusi PT Mandiri Tunas Finance (MTF) Harjanto Tjitohardjojo menjelaskan pengaruh PSBB jelas akan berdampak besar buat permintaan kredit kendaraan bermotor.

"PSBB akan kembali mengerem penjualan dan pembiayaan otomotif, khususnya Jakarta. Padahal PSBB Transisi kemarin cukup membantu tahapan peningkatan ekonomi," jelasnya kepada Bisnis, Minggu (13/9/2020).

Buat MTF sendiri, kebijakan ini akan menggeser proyeksi penyaluran pembiayaan kendaraan pada periode September 2020, yang sebelumnya berpotensi naik secara bertahap sesuai proyeksi penjualan dari industri otomotif.

"Saat ini Jakarta pegang 45 persen dari portofolio total pembiayaan MTF. Secara nasional memang semua wilayah penjualan mobil bertahap naik, walau masih di bawah normal 2019, yaitu 80.000 unit/bulan. Juli di 36.700 unit, Agustus diproyeksi naik di 38.000 unit. Alhasil, September masih belum berani diproyeksi [naik]," tambahnya.

Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim menjelaskan hal serupa. Pasalnya, dampak PSBB di jakarta dan sekitarnya akan mengurangi aktivitas penjualan kendaraan.

"Pembiayaan kami di Jabotabek sekitar 45 persen, sudah pasti kalau PSBB ketat dan rekanan dealer mobil baru dan bekas kami tidak bisa beroperasi, akan berdampak ke usaha kami," ujarnya.

Sedikit berbeda, CEO PT Indomobil Finance Indonesia Gunawan Effendi mengungkap bahwa PSBB diperkirakan lebih berdampak besar buat kegiatan di dalam perusahaan pembiayaan itu sendiri.

Pasalnya, walaupun sektor keuangan termasuk yang dikecualikan dalam pembatasan ketat di kebijakan PSBB, akan banyak kegiatan fisik yang terdampak.

"Seperti diketahui bahwa pembelian mobil dan motor sebagian besar melalui kredit, dengan adanya pembatasan sosial, maka proses pembelian kendaraan dan proses survei kredit akan tertunda," ujarnya kepada Bisnis.

Namun demikian, Gunawan masih optimistis bahwa dengan adanya PSBB ini, multifinance akan serius menggodok peluang pembiayaan di luar DKI Jakarta.

"Secara geografis Jakarta sudah tidak menjadi mayoritas penjualan kendaraan, pembelian kendaraan oleh konsumen sudah menyebar ke daerah-daerah begitu juga bisnis pembiayaannya. Semoga keadaan ini tidak berlangsung lama dan kita dapat berangsur-angsur menuju pemulihan kondisi kesehatan dan ekonomi," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper