Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intip Strategi Bank Jatim (BJTM) Jaga Biaya Dana Saat Suku Bunga BI Mendaki

Bank Jatim (BJTM) berupaya menjaga struktur biaya dana atau cost of fund (CoF) dalam menghadapi tren peningkatan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
Kegiatan di salah satu kantor cabang Bank Jatim./Antara-Rosa Panggabean
Kegiatan di salah satu kantor cabang Bank Jatim./Antara-Rosa Panggabean

Bisnis.com, JAKARTA PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur atau Bank Jatim Tbk. (BJTM) berupaya menjaga struktur biaya dana atau cost of fund (CoF) dalam menghadapi tren peningkatan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Sampai dengan kuartal III/2022, biaya dana dari Bank Jatim tercatat berada di level 1,92 persen. Posisi ini turun 47 basis poin dari sebelumnya 2,39 persen pada periode yang sama tahun lalu.

Direktur Komersial dan Korporasi Bank Jatim Edi Masrianto mengatakan bahwa perseroan akan terus menjaga struktur biaya dana dalam menghadapi tren peningkatan suku bunga acuan dan normalisasi Giro Wajib Minimum (GWM).

“CoF pasti mengalami peningkatan. Kami akan menjaga supaya CoF naiknya jangan sampai tidak terkendali. Tahun kemarin CoF ada di posisi 2,39 persen, minimal jika ada kenaikan harus ada di bawah posisi itu hingga akhir 2022,” ujarnya di Jakarta, Jumat (28/10/2022).

Untuk menjaga CoF tetap terkendali, Edi menyatakan emiten bank berkode saham BJTM ini akan semakin gencar mencari dana murah atau current account saving account (CASA) melalui optimalisasi layanan digital.

Terbaru, Bank Jatim telah menyematkan fasilitas BI-Fast pada fitur JConnect Mobile. Aplikasi ini telah dilengkapi fitur deteksi fraud dan menawarkan berbagai kemudahan transaksi keuangan, mulai dari pembelian pulsa hingga pembayaran iuran BPJS Kesehatan.

Edi juga menambahkan Bank Jatim telah bekerja sama dengan dengan Merchant Trade Asia untuk meluncurkan Jconnect Remittance untuk pengembangan layanan pengiriman uang.

Hingga akhir September 2022, total dana pihak ketiga (DPK) perseroan mencapai Rp83 triliun. Perolehan ini turun 3,65 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), yang utamanya disebabkan oleh penurunan deposito sebesar 16,39 persen menuju Rp34 triliun.

Sementara itu, giro dan tabungan masing-masing mengalami peningkatan sebesar 6,74 persen serta 8,67 persen. Penghimpunan giro mencapai Rp25 triliun, sementara tabungan tercatat sebesar Rp24,15 triliun secara tahunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper