Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah emiten bank kecil masih bergulat mencari meningkatkan modal seiring dengan kewajiban pemenuhan modal inti minimal Rp3 triliun hingga akhir tahun ini.
Berdasarkan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No.12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum, bank diharuskan memiliki modal inti sebesar Rp3 triliun pada akhir 2022. Dari 17 emiten bank kecil yang masuk daftar membutuhkan tambahan modal inti, menjelang akhir tahun hanya berkurang satu bank.
Meski begitu, tercatat sejumlah bank mencatatkan peningkatan modal inti mereka dalam laporan keuangan kuartal III/2022. Bank Multiarta Sentosa Tbk. (MASB) misalnya, per kuartal III/2022 telah memenuhi ketentuan modal inti dari OJK.
Modal inti dari bank milik Wings Group ini melesat dari Rp2,6 triliun per kuartal III/2021 menjadi Rp3,04 triliun per kuartal III/2022.
MASB mengejar modal inti melalui sejumlah cara, di antaranya melalui penukaran sebanyak 186.176.500 waran. Dengan langkah tersebut, MASB mendapatkan tambahan modal sekitar Rp651,6 miliar.
Selain itu, PT Bank National Nobu Tbk (NOBU) juga mencatatkan peningkatan modal inti pada kuartal III/2022 menjadi Rp1,59 triliun dari Rp1,42 triliun pada kuartal III/2021. Namun, hingga saat ini Bank Nobu masih jauh dari pemenuhan minimum modal inti Rp3 triliun.
Baca Juga
Bank Nobu mengejar pemenuhan modal inti dengan menjalankan opsi rights issue. Bank Nobu kini tengah mencari investor strategis guna menyerap saham yang akan ditawarkan pada aksi korporasi tersebut.
"Perseroan akan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dalam waktu dekat dengan dilanjutkan proses right issue," kata Direktur NOBU Januar Angkawidjaja dalam keterbukaan informasi pada Senin (31/10/2022).
Kemudian, PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA) tinggal sedikit lagi memenuhi ketentuan minimum modal inti. Berdasarkan laporan keuangan per kuartal III/2022, Bank Ina berhasil membukukan modal inti Rp2,96 triliun, naik dari Rp2,38 triliun per September tahun lalu.
Bank Ina mengejar ketentuan modal inti melalui rights issue sebanyak-banyaknya 296,85 juta saham dengan nilai nominal Rp100 per saham.
PT Bank Ganesha Tbk. (BGTG) pun mencatatkan peningkatan modal inti dari Rp1,05 triliun pada September 2021 menjadi Rp2,15 triliun per September 2022.
Bank Ganesha gencar mempertebal modal inti salah satunya melalui rights issue sebanyak 7,5 miliar saham dengan harga Rp120 per saham.
Pemegang saham pengendali Bank Ganesha, Equity Global International Limited juga menambah tebal kepemilikan sejak 21–25 Oktober 2022. Perusahaan asal Hong Kong ini tercatat telah membeli 1,45 miliar saham jelang rights issue emiten bank bersandi BGTG.
Selain itu, PT Bank Capital Indonesia Tbk. (BACA) mencatatkan peningkatan modal inti dari Rp1,57 triliun per kuartal III/2021 menjadi Rp2,08 triliun per kuartal III/2022. BACA sendiri berupaya mempertebal modal intinya dengan melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMTD) atau private placement.
Kemudian PT Bank Victoria Tbk. (BVIC) juga telah mendekati ketentuan modal inti dari OJK. Per akhir Juni 2022 modal tier-1 bank senilai Rp2,4 triliun. Pada Agustus 2022, bank mendapatkan tambahan modal senilai Rp370,36 miliar dari penerbitan saham baru.
Pada bulan lalu BVIC mendapatkan suntikan modal sebesar Rp200 miliar dari pemegang saham mereka Suzanna Tanojo. Bank juga memiliki rencana menerbitkan 4,95 miliar saham baru pada akhir tahun ini. Bank menargetkan dapat menghimpun Rp768,09 miliar dari aksi korporasi tersebut.
Berikut daftar 16 emiten perbankan yang belum memenuhi modal inti Rp3 triliun berdasarkan laporan keuangan triwulanan terakhir:
Modal Inti Bank Kecil | ||
---|---|---|
No. | Nama Bank | Posisi September/Juni 2022 (jutaan rupiah) |
1. | Bank Maspion (BMAS) | 1.411.897 |
2. | Bank National Nobu (NOBU) | 1.596.976 |
3. | Bank Amar (AMAR)** | 1.894.382 |
4. | Bank Aladin Syariah (BANK) | 2.009.778 |
5. | Bank of India Indonesia (BSWD) | 2.028.385 |
6 | Bank Raya Indonesia (AGRO) | 2.076,291 |
7. | Bank Capital Indonesia (BACA) | 2.087.793 |
8. | Bank Bisnis International (BBSI) | 2.135.575 |
9. | Bank Ganesha (BGTG) | 2.158,977 |
10. | Bank Bumi Arta (BNBA) | 2.236.442 |
11. | Bank Neo Commerce (BBYB) | 2.253.077 |
12. | Bank Ina Perdana (BINA) | 2.328.382 |
13. | Bank MNC Internasional (BABP)* | 2.378.111 |
14. | Bank Victoria Internasional (BVIC) | 2.503.237 |
15. | Bank JTrust Indonesia (BCIC) | 2.762.984 |
16. | Bank Oke Indonesia (DNAR) | 2.969.273 |
*) merupakan laporan keuangan terakhir per Juni 2022
**) merupakan laporan keuangan terakhir per Agustus 2022