Bisnis.com, JAKARTA – Pembengkakan biaya promosi yang dicatatkan PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) berbuah manis. Penaikan biaya diikuti dengan pemanfaatan ekosistem membuat perseroan meraih 3,3 juta nasabah selama Mei hingga September 2022.
Laporan keuangan Allo Bank per kuartal III/2022 menunjukkan beban promosi yang ditanggung perseroan meningkat signifikan. Pada akhir September tahun lalu, beban promosi Allo Bank tercatat sebesar Rp108 juta sedangkan tahun ini mencapai Rp90,13 miliar.
Artinya, secara tahunan atau year-on-year (yoy), beban promosi dari emiten berkode saham BBHI ini melonjak sekitar 834 kali lipat. Hal tersebut membuat perseroan menjadi salah satu bank digital yang paling agresif dalam menggelontorkan biaya pemasaran.
Menanggapi hal itu, Presiden Direktur Allo Bank Indra Utoyo mengatakan bahwa kucuran biaya pemasaran atau marketing selaras dengan model bisnis perseroan sebagai bank digital. Biaya tersebut digunakan Allo Bank untuk mengakuisisi nasabah.
“Perubahan model bisnis sebagai bank digital membutuhkan biaya pemasaran untuk akuisisi nasabah baru dan program loyalitas nasabah,” tuturnya kepada Bisnis, Rabu (2/11/2022).
Sejak resmi diluncurkan dan menahbiskan diri sebagai bank digital pada 20 Mei 2022 di gelaran AlloBank Festival, bank besutan Chairul Tanjung ini mulai berfokus menggarap segmen ritel melalui kolaborasi dengan ekosistem CT Corp.
Baca Juga
Hasilnya, derasnya kucuran dana promosi ditambah dengan kekuatan ekosistem membuat Allo Bank mampu mengakuisisi 3,3 juta nasabah hingga akhir September 2022. Capaian itu diraih dalam kurun empat bulan atau terhitung sejak Allo Bank resmi meluncur.
“Kolaborasi dengan ekosistem memberikan manfaat bagi Allo Bank dalam biaya akuisisi nasabah yang lebih efisien dengan engagement yang lebih baik. Hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah nasabah Allo Bank sebesar 3,3 juta dengan biaya marketing Rp90 miliar,” kata Indra.