Beban Operasional
Meski disebut lebih efisien, bengkaknya beban promosi turut berkontribusi pada beban operasional yang ditanggung BBHI. Hingga kuartal III/2022, beban operasional perseroan mencapai Rp132,03 miliar atau naik 344 persen secara tahunan.
Namun, peningkatan itu dapat dikompensasi oleh pendapatan berbasis komisi (fee based income/FBI) yang melonjak 183 kali lipat secara yoy menjadi Rp118,01 miliar. Alhasil laba operasional masih tumbuh dari Rp23,7 juta menjadi Rp274,05 miliar.
Setelah dikurangi pajak dan sebagainya, Allo Bank mencatatkan laba bersih sebesar Rp209,02 miliar atau melesat 812 persen secara tahunan. Saat bersamaan, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) naik 659 persen yoy menuju angka Rp406,08 miliar.
Profitabilitas Allo Bank juga diikuti dengan pertumbuhan kredit dan kemampuan perseroan dalam menghimpun dana masyarakat. Kredit yang disalurkan hingga kuartal III/2022 tercatat sebesar Rp7,15 triliun atau meningkat 226 persen secara tahunan.
Sementara itu, total dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp4,07 triliun atau tumbuh 92 persen dari periode yang sama tahun lalu. Penopang pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan simpanan tabungan sebesar 148 persen menjadi Rp257,02 miliar.
“Kami telah mencapai banyak hal sebagai bank digital dengan terus mengoptimalkan ekosistem bisnis CT Corp selaku pemegang saham strategis kami dan bisnis ritel terkemuka lainnya di Indonesia,” tutur Indra.