Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan bahwa posisi penyaluran kredit perbankan sepanjang 2022 berada pada level tertinggi bila dibandingkan dengan rerata 5 tahun sebelum pandemi Covid-19.
Hal tersebut sebagaimana dikatakan oleh Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan bahwa kredit perbankan tumbuh double digit pada tahun ini, lebih tinggi dibandingkan rata-rata sebelum pandemi Covid-19. Rata-rata kredit bank dalam 5 tahun terakhir tumbuh 8,9 persen yoy.
"Kredit perbankan tumbuh 11,4 persen lebih tinggi dari rerata 5 tahun sebelum pandemi," jelas Mahendra dalam agenda Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023, Senin (6/2/2023).
Merangkum data yang dipublikasikan OJK dan Bank Indonesia, pada 2020 atau tahun pertama pandemi, kredit bank mengalami kontraksi 2,4 persen yoy. Kemudian tahun berkikutnya tumbuh 5,2 persen yoy.
Mahendra melanjutkan, hal tersebut membawa optimisme pemulihan ekonomi yang diproyeksi akan terus berlanjut pada tahun ini sejalan dengan sinergi kuat yang dibangun antara Kementerian Keuangan, OJK, dan LPS.
"Ke depan ruang pertumbuhan LJK masih terbuka lebar mengingat terjaganya profil risiko yang terdukung kecukupan likuditas dan permodalan," tambahnya.
Baca Juga
Hal tersebut tercermin dari rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross perbankan sepanjang 2022 sebesar 2,4 persen.
Di samping itu, likuiditas bank pada 2022 juga tercatat berada pada level yang memadai dengan rasio AL/NCD dan AL/DPK masing-masing sebesar 137,7 persen dan 31,2 persen atau jauh di atas ambang batas minimal sebesar 50 dan 10 persen.
"Tingginya permodalan lembaga jasa keuangan juga memberikan bantalan penyerap risiko dan menunjang kebutuhan penyaluran pembiayaan. CAR perbankan sebesar 25,6 persen," jelas Mahendra.
Bos OJK tersebut melanjutkan bahwa ke depan tren positif kinerja sektor keuangan akan berlanjut. Kredit perbankan diproyeksi tumbuh 10 hingga 12 persen yang didukung oleh pertumbuhan DPK sekitar 7 sampai 9 persen.
Kinerja positif tersebut turut mengundang apresiasi presiden Joko Widodo (Jokowi)yang menyoroti tingkat permodalan serta marjin bunga bersih perbankan yang positif.
"Sebelum masuk ke sini tadi saya tanya ke pak ketua [OJK] NIM nya berapa sih? di jawab oleh pak Mahendra sebesar 4,4 persen, tinggi banget ini mungkin tertinggi di dunia," pungkas Jokowi.
Berkenaan dengan pertumbuhan tersebut, Jokowi meminta lembaga jasa keuangan khususnya industri perbankan dapat memberikan dukungan secara optimal terhadap sektor UMKM.
"UMKM perlu diberikan perhatian yang lebih karena kekuatan kita ada disini," jelasnya.