Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat industri fintech P2P lending atau pinjaman online (pinjol) telah menyalurkan pinjaman ke sektor produktif senilai Rp7,29 triliun pada Mei 2023.
Merujuk data Statistik Fintech Lending Mei 2023 yang dimuat OJK pada 3 Juli 2023 menunjukkan kucuran pinjaman yang diberikan fintech lending ke sektor produktif mencapai porsi 37,17 persen dari total penyaluran pinjaman pada lima bulan pertama 2023.
Adapun, OJK mengungkapkan bahwa total penyaluran fintech lending mencapai Rp19,62 triliun pada Mei 2023. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, posisinya tumbuh 5,35 persen dari Rp18,63 triliun.
Jika ditelusuri, sektor produktif perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor menjadi porsi tertinggi yang menerima pinjaman fintech lending, yakni mencapai 35,17 persen dari penyaluran pinjaman ke sektor produktif.
OJK mencatat sektor tersebut mampu tumbuh 5,77 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari hanya bernilai Rp2,42 triliun per Mei 2022 menjadi Rp2,56 triliun pada Mei 2023.
Disusul sektor aktivitas jasa lainnya dengan porsi mencapai 15,08 persen dari total penyaluran pinjaman sektor produktif. Nominalnya mencapai Rp1,09 triliun, atau tumbuh 34,59 persen jika dibandingkan dengan Mei 2022 yang hanya sebesar Rp817,28 miliar.
Baca Juga : Kredit Pinjol Kurang, Kebutuhan Pembiayaan UMKM Diproyeksi Capai Rp4.300 Triliun pada 2026 |
---|
Sektor produktif berupa aktivitas yang menghasilkan barang dan jasa oleh rumah tangga yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri menempati porsi tertinggi ketiga menerima kucuran pinjaman dari pinjol dengan porsi sebesar 12,63 persen.
Pada Mei 2023, sektor ini mencapai Rp921,35 miliar dari periode yang sama tahun lalu bernilai Rp867,62 miliar, atau merangkak 6,19 persen yoy.
Kemudian, sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum mendapatkan pinjaman senilai Rp712,6 miliar, menyusut 26,86 persen yoy dari semula mampu mencapai Rp974,25 miliar. Kue yang diambil mencapai 9,77 persen dari total pinjaman fintech ke sektor produktif.
Lalu, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan juga terpantau menerima pinjaman fintech ke sektor produktif senilai Rp263,8 miliar, melesat 124,7 persen yoy dari Rp117,4 miliar. Kendati demikian, sektor ini hanya menerima porsi 3,62 persen dari total penyaluran pinjaman fintech sektor produktif.