Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adu Strategi Bank Jago (ARTO) dan Bank Neo (BBYB) Jaring Dana Murah

Bank Jago (ARTO) dan Bank Neo (BBYB) memiliki strategi masing-masing dalam menghimpun dana murah di tengah tren suku bunga tinggi.
Ilustrasi bank digital. /Freepik
Ilustrasi bank digital. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah bank digital terus berlomba dalam memperebutkan porsi dana murah atau current account savings accounts (CASA). PT Bank Jago Tbk. (ARTO) misalnya yang terus memacu CASA lewat sejumlah kemitraan. 

Sepanjang semester I/2023, Bank Jago memang mengalami kenaikan dana murah seiring lonjakan dana pihak ketiga (DPK), di mana komposisi dana murah sebesar 71,4 persen, sedangkan sisanya merupakan deposito sebesar 28,6 persen.

Direktur Bank Jago Sonny Christian Joseph menyebut kerja sama dengan berbagai perusahaan juga telah memberikan kontribusi besar dalam peningkatan CASA.

Sebagai contoh, bank telah bekerja sama dengan beberapa perusahaan untuk menyediakan sarana pembayaran gaji bagi karyawan perusahaan tersebut. 

 “Hal ini membuat CASA kita meningkat, karena dananya mengendap di situ kan, enggak langsung dihabiskan saat itu juga,” ujarnya dalam Forum Jurnalis Jagoan, Kamis (3/8/2023).

Pada kesempatan yang terpisah, Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung menyebut hingga Juni 2023 Bank Jago telah melayani lebih dari 8,3 juta total nasabah, termasuk 6,7 juta nasabah funding pengguna Aplikasi Jago. 

Dia menyebut pertumbuhan jumlah nasabah dan DPK menunjukkan hasil dari komitmen Bank untuk terus berinovasi serta memperdalam dan memperluas kolaborasi dengan ekosistem digital.  

Salah satunya, berkolaborasi dengan berbagai mitra dalam melakukan penyaluran kredit dan pembiayaan syariah, seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya.  

Melalui strategi tersebut, Bank Jago menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah sebesar Rp11,2 triliun per kuartal II/2023 atau tumbuh 54 persen dibandingkan dengan realisasi kuartal II/2022 yang senilai Rp7,3 triliun. 

Seiring dengan meningkatkan penyaluran kredit, Bank Jago pun terus melakukannya secara hati-hati dan terukur dengan tetap memperhatikan peluang ekspansi yang ada.

Tercatat, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross pada level 1,2 persen atau di bawah rata-rata industri perbankan yang sebesar 2,5 persen.

Hingga semester I/2023 aset Bank Jago mencapai Rp18,9 triliun atau tumbuh 29 persen dari pertengahan tahun lalu. Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai sebesar 73 persen yang menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper