Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI optimistis pertumbuhan kredit pada tahun ini akan tumbuh dalam kisaran delapan persen hingga 10 persen secara tahunan (YoY).
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan perseroan yakin pertumbuhan kredit di semester kedua akan lebih baik. Tren peningkatan kredit tersebut seiring dengan proyeksi pertumbuhan pinjaman di industri dan juga belanja pemerintah.
"Kami cukup optimistis pertumbuhan kredit pada paruh kedua tahun ini akan lebih baik. Tentunya kami akan terus mengoptimalkan setiap peluang agar kinerja dapat meningkat dengan tetap mengedepankan aspek prudensial banking," katanya dalam keterangan yang diterima Bisnis, Jumat (15/9/2023).
Okki melanjutkan, permintaan kredit juga dapat diakomodasi dengan kondisi likuiditas perbankan yang saat ini semakin membaik. Terlebih lagi, ada kebijakan regulator yang akomodatif, terutama untuk sektor-sektor yang belum pulih, UMKM, KUR, dan pembiayaan hijau dalam rangka pemulihan ekonomi nasional yang akan terus dilanjutkan.
Dia menyampaikan, pada semester kedua 2023, kredit BBNI akan didukung oleh sektor berisiko rendah dan berfokus pada debitur top tier atas di industri tersebut. Terlebih, kinerja korporasi selama tahun ini telah melakukan ekspansi kredit yang sangat baik, sehingga memberikan stimulus signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Selain itu, terdapat juga momentum pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) yang diharapkan akan memberikan dorongan positif bagi pertumbuhan perekonomian nasional serta fungsi intermediasi.
Baca Juga
"Tentunya, kami akan merespons setiap kesempatan yang muncul. BNI juga akan terus meningkatkan kualitas kredit BNI melalui penguatan manajemen risiko dengan mengimplementasikan proses kredit end-to-end," katanya.
Sepanjang semester I/2023, BNI mencatatkan laba bersih Rp10,3 triliun, naik 17 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
"Semester pertama tumbuh baik. Ada ruang tumbuh lebih baik lagi dan diakselerssi semester kedua 2023," kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam paparan publik pada Selasa (25/7/2023).
Dari sisi intermediasi, penyaluran kredit BNI naik 4,9 persen yoy menjadi Rp650,8 triliun pada semester I/2023 dari Rp620,42 triliun pada semester I/2022. Aset bank pun naik 8,3 persen yoy menjadi Rp1.025,09 triliun hingga Juni 2023.
Pertumbuhan kredit bank sejalan dengan penjagaan kualitas kredit. Terjadi penurunan rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross dari 3,2 persen pada Juni 2022 menjadi 2,5 persen pada Juni 2023.
“Portofolio kredit BNI pada semester pertama 2023 mencapai Rp650,8 triliun yang ditopang oleh segmen korporasi swasta blue chip yang tumbuh 17 persen yoy dan segmen consumer yang tumbuh 12 persen yoy," ujar Royke.