Bisnis.com, JAKARTA — Emiten leasing PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) atau Adira Finance menyampaikan piutang pembiayaan yang dikelola (managed receivables) mengalami pertumbuhan sebesar 29 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) per Agustus 2023.
Chief Financial Officer (CFO) Adira Finance Sylvanus Gani Mendrofa mengatakan bahwa saat ini asset yang dikelola, termasuk porsi pembiayaan bersama (joint financing), yang dimiliki emiten bersandi saham ADMF itu berada di level Rp50,5 triliun.
Jika dilihat dari komposisi, Gani merincikan penyaluran Adira Finance untuk pembiayaan otomotif masih mendominasi. Namun demikian, pembiayaan non-otomotif yang umumnya adalah multiguna mencatatkan porsi sebesar 20 persen dari penyaluran pembiayaan di tahun ini.
“Dengan pertumbuhan yang sudah dicatatkan sampai Agustus, kami optimis bahwa piutang pembiayaan bisa tetap dijaga dan mencapai target yang disusun dan bisa dalam kisaran 20 persen,” ujar Gani kepada Bisnis, Minggu (17/9/2023).
Jika merujuk data Statistik Lembaga Pembiayaan yang dipublikasikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan piutang pembiayaan neto di industri pembiayaan (multifinance) mencapai Rp447,03 triliun pada Juli 2023.
Angka piutang tersebut menanjak 16,22 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya hanya mengantongi Rp384,63 triliun.
Baca Juga
Dari sana, piutang pembiayaan didominasi oleh pos pembiayaan multiguna yang mencapai Rp230,93 triliun atau tumbuh 13,27 persen yoy dari semula Rp203,87 triliun. Bahkan, mengambil porsi sebesar 51,66 persen terhadap total piutang pembiayaan neto pada Juli 2023.
Selain itu, OJK juga mencatat pembiayaan investasi yang juga meningkat 16,09 persen yoy menjadi Rp150,83 triliun atau dengan porsi 33,74 persen dari total piutang pembiayaan. Adapun, pembiayaan modal kerja terlihat naik 28,37 persen yoy menjadi Rp42,83 triliun.
Berikutnya, pembiayaan berdasarkan prinsip syariah tumbuh 29,85 persen yoy. Posisinya naik dari Rp16,96 triliun pada Juli 2022 menjadi Rp22,03 triliun pada periode yang sama tahun ini.
Di sisi lain, pembiayaan lainnya berdasarkan persetujuan OJK menyusut hingga 18,69 persen yoy. Nominalnya turun menjadi Rp411 miliar pada Juli 2023.