Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia Financial Group (IFG) Progress melaporkan total pendapatan premi langsung asuransi jiwa dan umum di Indonesia menempati posisi ketiga di Kawasan Emerging Asia pada 2022.
Merujuk Economic Bulletin bertajuk Indonesia’s Insurance Product Snapshot yang dipublikasi pada 29 Desember 2023, posisi Indonesia berada setelah China yang menduduki urutan pertama dan India di urutan kedua.
“Indonesia pada tahun tersebut berhasil mencatat total direct written premium hingga mencapai US$18,870 juta, sementara China dan India masing-masing mencatat total direct written premium sebesar US$697,806 juta dan US$131,041 juta,” tulis laporan IFG Progress, dikutip pada Minggu (7/1/2024).
Namun, jika dievaluasi terhadap tingkat penetrasi premi asuransi, yaitu perbandingan antara pendapatan premi dengan Produk Domestik Bruto (PDB), IFG Progress melaporkan posisi Indonesia relatif rendah di antara negara-negara Emerging Asia.
“Indonesia menempati peringkat ke-8 dengan tingkat penetrasi premi asuransi jiwa dan non-jiwa sebesar 1,4% dari PDB pada 2022,” ungkapnya.
Pada akhir 2022, posisi Indonesia juga masih jauh di bawah tingkat penetrasi premi asuransi di Thailand dan Malaysia. Thailand dan Malaysia pada akhir tahun 2022 masing-masing mencatat tingkat penetrasi premi asuransi sebesar 5,3% dan 5% dari PDB mereka.
Baca Juga
IFG Progress menyampaikan bahwa penetrasi premi asuransi jiwa Indonesia relatif rendah dibandingkan dengan negara emerging asia maupun mature market.
“Namun pertumbuhan gross written premium yang sangat massif dan stabil dari tahun 2000 hingga tahun 2022 mengindikasi potensi pertumbuhan pasar asuransi jiwa di Indonesia masih terbuka lebar dan masih memerlukan eksplorasi lebih lanjut,” pungkasnya.