Roni mengatakan pihaknya pun optimistis bahwa perusahaan masih akan mencatatkan pertumbuhan penyaluran pembiayaan tahun depan. Terlebih, pemegang saham berharap setiap tahun harus ada pertumbuhan. Namun untuk pertumbuhannya sendiri, perusahaan tengah mengkajinya.
“Untuk target [tahun depan] sedang dihitung,” katanya.
Adapun, BCA Finance telah menyalurkan pembiayaan baru sebanyak Rp40,15 triliun sampai dengan Oktober 2024. Angka tersebut naik sebanyak 11,8% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Secara keseluruhan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan masih menunjukan pertumbuhan sebanyak 9,39% yoy menjadi Rp501,78 triliun per September 2024. Sementara dari sisi laba industri pembiayaan per September 2024 tumbuh sebesar 0,84% yoy atau sebesar Rp16,97 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman mengatakan pihaknya optimistis terhadap target pertumbuhan pembiayaan yakni 10–12% pada akhir 2024. Hal tersebut mempertimbangkan kondisi pembiayaan yang masih tumbuh dan masih ada waktu beberapa bulan lagi menjelang tutup buku akhir Desember 2024
“Meskipun terdapat risiko akan bias ke bawah sehingga diperlukan peningkatan piutang pembiayaan yang lebih besar ke depan,” kata Agusman.
Baca Juga
Agusman memastikan untuk lebih mengembangkan industri perusahaan pembiayaan, OJK juga telah meluncurkan Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perusahaan Pembiayaan 2024-2028 yang dapat menjadi panduan arah pengembangan dan penguatan industri ke depan. Di sisi lain, profil risiko perusahaan pembiayaan masih terjaga dengan rasio non performing financing (NPF) gross tercatat sebesar 2,62% dan NPF net sebesar 0,81%.
OJK memproyeksikan NPF pada perusahaan pembiayaan akan tetap terjaga sesuai ketentuan yang berlaku baik sampai dengan akhir 2024 dan 2025 mendatang.
“Perusahaan pembiayaan pun dihimbau untuk memitigasi peningkatan kredit bermasalah antara lain melalui penilaian kelayakan pendanaan [credit scoring] yang lebih akurat,” tandas Agusman.